Menciptakan Menejemen SDM yang Strategik


A.    Perencanaan SDM Strategik
Manajemen adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. Strategi adalah cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Ia adalah sebuah rencana permanen untuk sebuah kegiatan. Di dalamnya biasanya termasuk formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan. Hal itu mengindikasikan adanya upaya memperkuat daya saing pekerjaan bisnis dalam mengelola organisasi dan mencegah pengaruh luar yang negatif.
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata (Michael A. Hitt &  R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,XV).
Dengan menggunakan manajemen strategis, perusahaan akhirnya dapat memahami kekuatan bersaing dan mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan secara sistematis dan konsisten.
Inti dari manajemen strategi adalah mempelajari mengapa perusahaan mampu mempunyai kinerja yang mengungguli perusahaan yang lain. Dengan kata lain, bagaimana perusahaan mampou menciptakan keunggulan kompetitif dipasar yang tidak hanya unik dan bernilai, tetapi juga sulit ditiru oara pesaing.
Beberapa konsep dasar  dalam manjemen Strategi, yaitu:
·         Strategic competitiveness
Hal ini tercapai bila suatu perusahaan berhasil memformulasikan dan mengimplementasikan suatu strategi yang menciptakan” Nilai” (Value – creating strategy). “Nilai” dalam konteks ini adalah suatu yang dicari konsumen, yaitu : harga yang murah, produk yang berkualitas, merk yang terkenal keunikan, pelayanan perna jual dan sebagainya.
·         Strategi
Sejumlah keputusan aksi yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya dengan demikian beberapa startegi yang utama adalah :
1.      Goal- directed actions, yaitu aktifitas yang menunjukkan “ apa” yang diinginkan organisasi dan “Bagaimana” mengimplementasikannya.
2.       Mempertimbangkan semua kekuatan internal (Sumber daya dan kapabilitas) serta memperhatikan peluang.
·         Sustaned competitive adfantage
Ini terjadi bila suatu perusahaan mengembangkan strategi dimana para pesaing tidak mengimplementasikannya secara bersama, melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada pesaing lain, atau melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh pesaing lain. Keunggulan competitif yang berkelanjutan berarti menunjukkan upaya perusahaan atau organisasi dalam jangka panjang yang mampu mempertahankan posisi keunggulan kompetitif dalam industri.
·         Above average Returns
Merupakan “ Return”  (Keuntungan) yang diperoleh melebihi apa yang diharapkan investor yang diperoleh dari investasi lain dengan resiko yang sama. Above average (“ diatas rata-rata”) menunjukkan komparasi kinerja yang melebihi perusahaan yang lain dalam industri yang sama. Dalam jangka panjang, ketidak mampuan untuk menghasilkan sesuatu yang minimal sama dengan rata-rata keuntungan dalam suatu industri akan menyebabkan kegagalan. Dengan kata lain, investor akan berinvestasi diperusahaan yang paling tidak akan menghasilkan average return dan akan menarik investasinya dari perusahaan yang menghasilkan dibawah average return.


B.     Jenis – jenis Perencanaan
Ada beberapa macam  jenis perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
1.      Jenis perencanaan menurut prosesnya
a.        Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja, tentang garis besar atau pokok dan bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
b.       Program Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanyamemuat, hal-hal berikut:
1)      Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
2)      Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
3)      Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
4)      Prosedur kerja yang harus dipatuhi    
5)      Struktur organisasi yang harus dipenuhi
c.       Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan
1)      Penetapan prosedur kerja
2)      Metode-metode kerja
3)      Tenaga-tenaga pelaksana
4)      Waktu, dan sebagainya.
2.      Jenis perencanaan menurut jangka waktunya
a.       Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun
b.      Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengah yang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga tahun.
c.       Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
3.        Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya
a.       National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah negara
b.      Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
c.       Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
4.      Jenis perencanaan menurut penggunaannya
a.       Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telahtercapai, maka tidak akan digunakan lagi
b.      Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali
5.      Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan
a.       General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran
b.      Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan olehkepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA
6.      Jenis Perencanaan Menurut James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994
a.       Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas, dan
b.      Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari – hari.
7.       Jenis Perencanaan Menurut John S. Westren
Dalam memperkenalkan konsep tentang perencanaan, John S. Westren menyebutkan beberapa perencanaan yang mempunyai dimensi strategis menyangkut koneksitas objek tersebut dengan objek yang lain, yaitu :
 a.   Perencanaan Tata Guna Lahan ( Perencanaan Land – Use )
Istilah Land – Use (Tata Guna Lahan) pertama kali berasal dari Inggris oleh Ebenezer Howard dengan kota pergerakan yaitu pertanian (kebun) . Perencanaan Tata Guna Lahan mempunyai tiga ciri utama yaitu area pekerjaan , area pemanfaatan dan area hubungan masyarakat. Tetapi telah terdapat modifikasi dan sudut pandang yang berbeda yaitu : pengaturan penggunaan tanah adalah dasar dari semua , selain itu berasal dari paham yang menganut marxisme sebagai dasar yang menghubungkan suatu argumentasi
 b. Perencanaan Transportasi
Perencanaan Transportasi lekat hubungannya dengan perencanaan tata guna lahan. Istilah perencanaan transportasi berasal dari Amerika. Perencanaan transportasi muncul ketika kota besar di negara tersebut mengalami permasalahan yang buntu yaitu ketika masalah transportasi diperhadapkan dengan pembebasan tanah. Tetapi menurut (1966) hal tersebut dapat menyelsaikan permasalahan dengan adanya ketetapan fasilitas yang mampu mengakomodasi suatu perjalanan ke masa depan dan diharapkan dapat memelihara dan memberi harapan dalam pengembangan kota besar tersebut. Tujuan perencanaan transportasi yang utama adalah untuk menentukan penempatan jalan untuk kendaraan cepat dan revitalisasi pemindahan sebagai bagian dari suatu strategi transportasi yang menyeluruh dan dapat melayani kota besar dan bagian pinggiran kota.
 c. Perencanaan Sosial
Sejumlah pelopor dari sosiologi Amerika ikut dilibatkan dalam tindakan untuk menyelesaikan issu sosial di negara tersebut terutama dalam pergerakan perubahan sebagai rencana pembangunan kota, rekreasi publik , dan kesehatan masyarakat.Tetapi setelah pergerakan perubahan terjadi posisi sarjana sosialogi digantikan oleh para profesional (Insinyur). Perencanaan sosial dari suatu tinjauan ulang memiliki pengertian sebagai berikut menurut Mayer (1972) bahwa salah satu dari tiga tema dasar memberikan pendapat yang paling konseptual. Yang pertama mempunyai kaitan dengan ketentuan efisiensi tentang jasa terorganisir ke individu untuk membantu mereka memberdayakan efisiensi dalam lingkungan atau hambatan terhadap kemajuan dalam sistem ini. Yang kedua bertalian dengan pengintegrasian dari semua program dan merancang mengembangkan kehidupan kota besar dengan pertimbangan menyangkut peningkatan kesejahteraan penduduk , dan yang ketiga adalah menggunakan tekanan dan pengendalian terhadap distribusi sumberdaya.
d.  Perencanaan Ekonomi
Mitchell (1966) menegaskan bahwa obyek dari perencanaan ekonomi adalah menggunakan sumberdaya bangsa dengan sebaik mungkin. Istilah dari perencanaan ekonomi telah digunakan pertama kali di Uni Soviet tahun 1928. Tidak lama setelah perang dunia perencanaan ekonomi sudah dianut oleh negara – negara lain karena prinsip dasarnya sangat luas dan mudah. Hal-hal yang perlu diutamakan dari semua perencanaan ekonomi adalah suatu pernyataan dalam istilah yang kuantitatif dari suatu pemerintahan yang tertarik tentang ukuran dan karakter dari sejumlah bagian yang menyangkut output ekonomi dari suatu negeri dan sumberdaya yang diharapkan dapat digunakan dalam produksi.
C.    Peran Strategik SDM
Peran strategis SDM sebagai outcome proses Repositioning diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam perencanaan strategi bisnis. Hal ini berarti pencapaian peran strategi SDM sudah selayaknya dimulai dari analisa kompetensi SDM dan perilaku SDM.
Pencapaian peran strategis SDM dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yang meliputi Connecting role, enabling role, monitoring role, inovating role dan adapting role, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini :



Elemen
Diskripsi
Connecting role
 Menghubungkan SDM dengan peran bisnis
 Tahu kebutuhan bisnis, dengan tempat usahanya, di mana ia harus pergi dan membantu ke sana
Meningkatkan keterlibatan dalam isu arah strategi kunci
Enabling role
Melihat orang baik internal maupun eksternal organisasi sebagai pelanggan dan mereka menempatkan pertama.
Monitoring role
Menggunakan teknologi komputer dan sistem informasi sumber daya manusia.
Inovating role
Menggunakan kontribusi assestment untuk mengukur efisien dan efektivitas SDM
Adapting role
Menggunakan model peran yang fleksibel untuk mencairkan birokrasi
Berbagai macam peran baru SDM sebagai hasil proses repositioning seperti :
(1)   Business Person meliputi : praktisi SDM, partisipasi dalam bidang keuangan dan operasional, rotasi posisi antar fungsi SDM dan fungsi lain
(2)   Shaper of change seperti : partisispasi tim atas perubahan,melakukan penelitian, dan partisipasi aktif pembentukan misi dan tujuan perusahaan.
(3)   Consultant to organizer or partner to line seperti : aktif dalam konsorsium, penyiapan proposal dan partisipasi dalam sistem komputerisasi.
(4)   Strategy formulator and implementator seperti : mengerti strategi bisnis,orientasi bisnis secara strategis, strategi semua divisi organisasi dan aplikasi praktek manajemen SDM dari berbagai lini strategis.
(5)   Talent manager seperti : komunikasi dengan semua manajer lini secara terus menerus, konferensi pengembangan jaringan kerja dan computer intillegent.
(6)   Asset manager and cost controller seperti : kursus akutansi dan keuangan, baca artikel jurnal dan prosedur akuntansi.
Beberapa peran baru tersebut dapat dikategorikan sebagai peran strategis SDM karena terkait langsung secara aktif dengan kegiatan bisnis organisasi. Adapun kategorisasi peran strategis SDM sebagai berikut :
·         Menjadi partner manajer dalam pelaksanaan strategi. Artinya manajer SDM mampu untuk melakukan audit organisasional, menemukan metode pengembangan yang tepat dan terakhir melakukan prioritas dalam penentuan skala dan pelaksanaan tindakan.
·         Menjadi eksekutif administratif yang ahli. Artinya manajer SDM tentunya bukan hanya terampil dalam pekerjaan administrasi belaka tetapi juga terampil dalam pekerjaan manajerial yang membutuhkan pengambilan keputusan yang tepat, cepat dan benar.
·         Menjadi eksekutif yang juara. Artinya mampu menjadi panutan bagi karyawan lain dalam bekerja dan fasilitator serta motivator jika karyawan lain mengalami kesulitan.
·         Menjadi agen perubahan. Artinya menjadi inovator dalam arti memberikan nilai tambah bagi kemajuan organisasi dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang terjadi di sekitarnya.
D.    Menciptakan SDM yang Berorientasi Pada Strategik
Telah ada pengakuan yang semakin berkembang bahwa, dibawah kondisi-kondisi tertentu, sumber  daya manusia memberikan kontribusi terhadap keunggulan kontitif organisasi. Figur 3-1 memperlihatkan beberapa area dimana sumber daya manusia dapat menjadi bagian dari sebuah kompetensi inti. Orang dapat menjadi sebuah kompetensi inti ketik mereka mempunyi kemapuan kusus unutuk mengambil keputusan dan berinovasi dalam cara yang tidak mudah ditiru oleh para pesaing. Untuk memiliki kemampuan tersebut membutuhkan seleksi, pelatihan karyawan-karyawan yang bagus. Kelompok kariyawan tanpa kemamuan kusus tersebut tidak akan dapat menjadi dasr yang kuat untuk keunggulan kompetitif.
 Nilai dan keyakinan yang dianut bersama oleh sebuah angkatan kerja dinamakan budaya organisasional untuk orang yang ingin menjadi menejer kompetensi inti harus mempertimbangkn budaya organisasioanal  lebih jauh, bdaya dari organisasi, dalam pandangan orang-orang dalamnya mempengaruhi ketertarikan dan bertahannya karyawan yang berkompeten. Banyak sekali contoh-contoh bisa didapatkan dari karyawan kunci bidang teknis, profesional, dan atministratif yang meninggalkan perusahaan karena budaya korporasi yang cenderungb tidak menghargai orang dan menciptkan rintakan pada pengguna kapabilitas individual.
1.      Area-Area  Dimana SDM Dapat Menjadi Kompetitif Inti
Semakin prpduktif sebuah organisasi, akan semakin tinggi keunggulan kompetitifnya, karena biaya untuk produksi barang memproduksi suatu barang dan jasanya rendah produktifitas yang lebih baik tidak selalu berarti produksi lebih banyak, mungkin  lebih sedikit orang (atau lebih sedikit uang atau waktu) yang digunakan untuk memproduksi jjumlah yang sama. Dalam pengertian yang paling mendasar, produktifitas adalah ukuran atau kuantitas dan kualitas hdari pekerjaan yang diselesaikan, dengan mempertimbangkan biaya dari sumber daya yang digunakan. Produktifitas yang tinggib akan membawa pada standar hidup yang lebih tinggi, seperti ditunjukkan oleh kemampuan terbesar  dari sebuah negara untuk membayar lebih atas apa yang diinginkan warga negarnya.




A.    Kesimpulan
Perencanaan Sumber Daya Manusia dicirikan oleh suatu keterkaitan utama antara perencanaan Strategis dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Perencana SDM merupakan proses pengambilan keputusan dalam menyewa dan menempatkan staff dalam perusahaan. Keduanya melibatkan rancangan pekerjaan,rancangan pekerjaan, rekrutmen, screanning, kompensasi, pelatihan, promosi, dan kebijakan pekerjaan. Dalam kesimpulan ini diungkap faktor-faktor dalam perencanaan manajemen strategis di dalam Perusahaan dan semua elemen-elemen yang mempengaruhi perencanaan SDM.
Perencanaan SDM Strategi merupakan suatu proyeksi bagaiman suatu Perusahaan merencanakan untuk memeperoleh dan memanfaatkan Sumber Daya Manusia dengan mempertimbangkan faktor-faktor Internal dan Eksternal Global. Hal itu berpengaruh dan dipengaruhi oleh Perencanaan Strategis Perusahaan dan merupakan basis untuk keseluruhan MSDM.



DAFTAR PUSTAKA
Usman, Husaini, Manejemen Teori Praktik & Riset Pendidikan, Jakarta: Sinar grafika offset. 2008.
Safri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Strategi, Jakarta: Ghalia Indonesia. 2004.

Kuncoro,Mudrajad. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta : Erlangga. 2006.
Robert l. Mathis dan Jhon h. Jackson, Human resource management (menejemen sdm), edisi ke 10. Jakarta: Salemba Empat. 2006.

Mekanisme Pasar dalam Ekonomi Islam


Penilaian Kinerja: Masalah dan Solusinya

Menurut Dessler mengemukakan beberapa permasalahan dan solusi yang terdapat dalam proses penilaian kinerja, diantaranya adalah sebagai berikut:[1]
1.    Skala peringkat
Penilaian skala peringkat yang dilakukan oleh menejemen perusahaan, baik di level pimpinan maupun di level supervisior, masih bergantung pada penilaian menggunakan skala peringkat jenis grafis untuk menilai kinerja, padahal skala peringkat sangat rentan terhadap munculnya masalah berikut:
a.    Standar yang tidak jelas
Skala penilaian ini terbuka terhadap interprestasi penilaian. Skala peringkat grafis ini memang terlihat objektif, akan tetapi menghasilkan penilaian yang tidak adil, karena sifat dan tingkat kemanfaatannya memiliki arti ganda. Cara terbaik adalah dengan mengembangkan dan menyertakan kalimat deskriptif yang mendefinisikan setiap sifat. Kekhususan ini dihasilkan dalam penilaian yang lebih konsisten dan lebih mudah dijelaskan.
b.   Efek Halo
Dalam penilaian kinerja, masalah yang muncul ketika peringkat yang diberikan penyelia kapada bawahan atas satu sifat tertentu membuat bias peringkat orang itu atas sifat lainnya. Terjadi karena penilai menyukai atau tidak menyukai sifat karyawan yang dinilai. Oleh karena itu, karyawan yang disukai oleh penilai cenderung akan memperoleh nilai yang positif pada semua aspek penilaian, dan begitu pula sebaliknya, seorang karyawan yang tidak disukai akan mendapatkan nilai yang negatif.
c.    Kecenderungan Terpusat
Merupakan kecenderungan untuk memberikan semua karyawan dengan cara yang sama, seperti memberikan peringkat rata-rata kepada semuanya. Beberapa penyelia bersikeras saat mengisis skala peringkat, mereka cenderung untuk menghindari angka tinggi dan rendah dan hanya memberikan peringkat yang sedang untuk sebagian besar orang-orang mereka. Hal itu bias mengaburkan evaluasi, membuat mereka kurang berguna untuk promosi, gaji, dan tujuan konseling. Memberikan peringkat karyawan dengan tidak menggunakan skala peringkat grafis biasa mengurangi masalah ini, karena pemberian peringkat berarti anda tidak bisa memberikan peringkat rata-rata kepada mereka semua.
d.   Longgar dan ketat
Adalah masalah yang terjadi saat penyelia memiliki kecenderungan untuk memberikan peringkat yang tinggi atau rendah kepada semua bawahannya. Penyebab longgar atau ketatnya penilaian itu bukan hanya kcenderungan si peniali saja tetapi tujuan dari penilai itu.
e.    Prasangka
Adalah kecenderungan untuk mengizinkan perbedaan perorangan seperti umur, ras, dan jenis kelamin untuk mempengaruhi peringkat penilaian yang diterima karyawan. Karakteristik pribadi orang yang dinilai (seperti umur, ras, dan jenis kelamin) bias mempengaruhi peringkat karyawan, sering kali terpisah dan prestasi orang itu sebenarnya.
2.    Bagaimana Menghindari Masalah Penilaian.
Barangkali aman untuk mengatakan bahwa permasalahan seperti dikatakan di atas bisa membuat sebuah penilaian menjadi lebih buruk dari pada tidak ada penilaian sama sekali, namun permasalahan seperti ini tidak bisa dihindari dan maslah ini bias diminimalkan dengan cara:
a.        Pelajari dan pahamilah potensi permaslahan dan solusinya. Memahami permaslahannya bias membantu untuk menhindarinya.
b.        Gunakanlah alat peringkat yang tepat. Setiap alat memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
c.        Latihlah penyelia untuk mengurangi terjadinya kesalahan seperti yang telah disebutkan di atas. Namun pelatihan tidak selalu menjadi solusinya. Dalam prakteknya, beberapa faktor mungkin lebih penting daripada pelatihan. Ini berarti bahwa meningkatkan akurasi penilaian bukan hanya membutuhkan pelatihan, tetapi juga mengurangi efek dari faktor luar seperti tekanan serikat pekerja dan batasan waktu.
d.       Penyimpanan agenda juga berharga untuk diusahakan. Dengan cara seperti ini maka kita bias mengurangi pengaruh yang merugikan dari permasalahan penilaian dengan meminta penilai mengumpulkan kejadian kritis positif dan negatif yang terjadi selama periode penilaian. Memelihara catatan demikian jelas merupakan pendekatan yang lebih disukai daripada bergantung pada ingatan.
3.    Masalah Hukum dan Etika dalam Penilaian Kinerja
Penilaian mempengaruhi promosi, kenaikan gaji, dan pemberhentian. Seringkali terjadi penilaian perusahaan, yang diwakili oleh pimpinan dan supervisor yang bersifat deskriminatif dan subjektif atas kepentingan masing-masing, khususnya dalam kasus yang menyangkut pemberhentian promosi, pemecatan, pembayaran tunjanagan, atau kombinasi dari semuanya. Sehingga banyak terjadi kasus penilaian diskriminatif dan subyektif menjadi permasalahan hukum di kemudian hari, karena memang hak karyawan sering diabaikan, dan etika penilaian kinerja tidak digunakan dengan baik.
4.    Mengapa Harus Melakukan Penilaian
Secara tradisional, penyelia langsung menilai kinerja karyawan. Namun, pilihan lain tentulah tersedia dan makin banyak digunakan. Kita akan melihat pada hal-hal yang utama.
a.    Penyelia Langsung
Peringkat penyelia merupakan inti dari sebagian besar penilaian. Penyelia seharusnya dan biasanya dalam posisi terbaik untuk mengamati dan mengevaluasi kinerja bawahannya dan bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan tersebut.
b.   Penilaian Rekan Kerja
Penilaian rekan kerja merupakan penilaian yang umum digunakan. Penilaian rekan kerja dapat memprediksikan keberhasilan manajemen masa depan. Para periset menemukan bahwa penilaian rekan kerja memilik dampak langsung  yang positif terhadap persepsi, komunikasi yang terbuka, motivasi kerja, masalah sosial karyawan, kemampuan bertahannya kelompok tersebut, kohesi, dan kepuasan kerja.
c.    Komite Peringkat
Banyaknya pengusaha yang menggunakan komite peringkat. Komite ini biasanya berisi penyelia langsung karyawan itu dan tiga atau empat penyelia lainnya. Dengan menggunakan banyak penilai, maka akan menghasilkan penilaian, yang lebih objektif. Apabila penyelia hanya seorang akan menyebabkan konflik kepentingan, maka penilaian gabungan cenderung lebih dapat diandalkan, adil dan sah. Pengikat yang diperoleh dari beberapa rekan kerja.
d.   peringkat sendiri
Permasalahan dasarnya adalah bahwa biasanya karyawan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada diri sendiri daripada daripada saat mereka dinilai oleh penyelia atau rekan kerja. Karena pada penyelia akan meminta penilaian sendiri untuk menyertai penilaian mereka sendiri harus mengetahui bahwa melakukannya bias mempertajam perbedaan dan mengokohkan posisi, bukannya membantu prosesnya.
e.    Penilaian oleh Bawahan
Makin banyak perusahaan masa kini yang membiarkan bawahannya secara bersama meniali prestasi penyelia mereka, sebuah proses yang disebut umpan balik ke atas (bottom up). Proses ini membantu pimpinan dalam mendiagnosa gaya manajemen, mengenalik potensi permasalahan karyawan, dan mengambil tindakan korektif dengan para menejer perorangan seperti diminta. Para manajer yang menerima umpan balik dari para bawahannya yang menyebutkan jati dirinya, memandang proses penilaian keatas dengan lebih positif dari pada manajer yang menerima umpan balik tanpa menyebut nama, namun bawahan lebih nyaman untuk member respons yang anonim, dan mereka cenderung harus menyebut jati dirinya dalam memberikan peringkat yang tinggi.


[1] Suwatno dan Donni Juni Priansa, ,Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2011). Hal. 209-212.

TAFSIR AYAT TENTANG RIBA DAN PRAKTIKNYA (Interpretasi Surat al-Baqarah Ayat 275)

  Pembahasan: Penafsiran Ayat Riba (Q.S Al-Baqarah; 275)   Kata riba dalam al-Qur’an terulang sebanyak delapan kali, terdapat dalam empa...