A.
Perencanaan
SDM Strategik
Manajemen
adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. Strategi adalah cara
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Ia adalah sebuah rencana
permanen untuk sebuah kegiatan. Di dalamnya biasanya termasuk formulasi tujuan
dan kumpulan rencana kegiatan. Hal itu mengindikasikan adanya upaya memperkuat
daya saing pekerjaan bisnis dalam mengelola organisasi dan mencegah pengaruh
luar yang negatif.
Manajemen
strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa
yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang
bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada
masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang
memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara,
perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari
perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk
kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan
laba diatas rata-rata (Michael A. Hitt &
R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,XV).
Dengan menggunakan manajemen strategis, perusahaan akhirnya dapat memahami
kekuatan bersaing dan mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan secara
sistematis dan konsisten.
Inti dari manajemen strategi
adalah mempelajari mengapa perusahaan mampu mempunyai kinerja yang mengungguli perusahaan yang lain. Dengan kata lain, bagaimana perusahaan mampou
menciptakan keunggulan kompetitif dipasar yang tidak hanya unik dan bernilai,
tetapi juga sulit ditiru oara pesaing.
Beberapa konsep dasar dalam manjemen Strategi, yaitu:
·
Strategic competitiveness
Hal ini tercapai bila
suatu perusahaan berhasil memformulasikan dan mengimplementasikan suatu
strategi yang menciptakan” Nilai” (Value – creating strategy). “Nilai” dalam
konteks ini adalah suatu yang dicari konsumen, yaitu : harga yang murah, produk
yang berkualitas, merk yang terkenal keunikan, pelayanan perna jual dan
sebagainya.
·
Strategi
Sejumlah keputusan aksi
yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya
organisasi dengan peluang tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya
dengan demikian beberapa startegi yang utama adalah :
1. Goal- directed actions, yaitu aktifitas yang menunjukkan “ apa” yang
diinginkan organisasi dan “Bagaimana” mengimplementasikannya.
2. Mempertimbangkan semua kekuatan
internal (Sumber daya dan kapabilitas) serta memperhatikan peluang.
·
Sustaned competitive
adfantage
Ini terjadi bila suatu
perusahaan mengembangkan strategi dimana para pesaing tidak
mengimplementasikannya secara bersama, melakukan sesuatu yang lebih baik dari
pada pesaing lain, atau melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh
pesaing lain. Keunggulan competitif yang berkelanjutan berarti menunjukkan
upaya perusahaan atau organisasi dalam jangka panjang yang mampu mempertahankan
posisi keunggulan kompetitif dalam industri.
·
Above average Returns
Merupakan “
Return” (Keuntungan) yang diperoleh
melebihi apa yang diharapkan investor yang diperoleh dari investasi lain dengan
resiko yang sama. Above average (“ diatas rata-rata”) menunjukkan komparasi
kinerja yang melebihi perusahaan yang lain dalam industri yang sama. Dalam
jangka panjang, ketidak mampuan untuk menghasilkan sesuatu yang minimal sama
dengan rata-rata keuntungan dalam suatu industri akan menyebabkan kegagalan. Dengan
kata lain, investor akan berinvestasi diperusahaan yang paling tidak akan
menghasilkan average return dan akan menarik investasinya dari perusahaan yang
menghasilkan dibawah average return.
B.
Jenis
– jenis Perencanaan
Ada
beberapa macam jenis perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
1.
Jenis perencanaan menurut prosesnya
a.
Policy
Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja, tentang garis besar
atau pokok dan bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu
tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
b.
Program
Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy planning. Dalam
perencanaan ini biasanyamemuat, hal-hal berikut:
1)
Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
2)
Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat
digunakan
3)
Biaya, personalia, situasi dan kondisi
pekerjaan
4)
Prosedur kerja yang harus dipatuhi
5)
Struktur organisasi yang harus dipenuhi
c.
Operational Planning (perencanaan kerja), yakni
suatuperencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara
pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang
seringkali dimuat dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program
perencanaan
1)
Penetapan prosedur kerja
2)
Metode-metode kerja
3)
Tenaga-tenaga pelaksana
4)
Waktu, dan sebagainya.
2.
Jenis perencanaan menurut jangka waktunya
a.
Long Range Planning, yaitu
perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih
dari tiga tahun
b.
Intermediate Planning, yaitu
perencanaan jangka menengah yang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1
hingga tiga tahun.
c.
Short Range Planning, yaitu
perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1
tahun
3.
Jenis perencanaan menurut wilayah
pelaksanaannya
a.
National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan
bagiseluruh wilayah negara
b.
Regional Planning, yakni rencana untuk suatu
daerah
c.
Local Planning, yakni rencana untuk suatu
daerah yang sangatterbatas.
4.
Jenis perencanaan menurut penggunaannya
a.
Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan
hanya untuksekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telahtercapai,
maka tidak akan digunakan lagi
b.
Repeats Planning, yaitu perencanaan yang
dipakai secaraberulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali
5.
Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya
usaha kegiatan
a.
General Planning, suatu rencana yang dibuat
secara garis besardan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih
luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran
b.
Special (Concentrated) Planning, suatu rencana
mengenaikeegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan olehkepala
sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA
6.
Jenis Perencanaan Menurut James Af Stoner dan R
. Edward Freeman, 1994
a.
Perencanan strategis, perencanaan yang
dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan
organisasi yang lebih luas, dan
b.
Perencanaan operasional , perencanaan yang
memperlihatkan bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam
kegiatan sehari – hari.
7.
Jenis
Perencanaan Menurut John S. Westren
Dalam
memperkenalkan konsep tentang perencanaan, John S. Westren menyebutkan beberapa
perencanaan yang mempunyai dimensi strategis menyangkut koneksitas objek
tersebut dengan objek yang lain, yaitu :
a. Perencanaan Tata Guna Lahan (
Perencanaan Land – Use )
Istilah
Land – Use (Tata Guna Lahan) pertama kali berasal dari Inggris oleh Ebenezer
Howard dengan kota pergerakan yaitu pertanian (kebun) . Perencanaan Tata Guna
Lahan mempunyai tiga ciri utama yaitu area pekerjaan , area pemanfaatan dan
area hubungan masyarakat. Tetapi telah terdapat modifikasi dan sudut pandang
yang berbeda yaitu : pengaturan penggunaan tanah adalah dasar dari semua ,
selain itu berasal dari paham yang menganut marxisme sebagai dasar yang
menghubungkan suatu argumentasi
b. Perencanaan Transportasi
Perencanaan
Transportasi lekat hubungannya dengan perencanaan tata guna lahan. Istilah
perencanaan transportasi berasal dari Amerika. Perencanaan transportasi muncul
ketika kota besar di negara tersebut mengalami permasalahan yang buntu yaitu
ketika masalah transportasi diperhadapkan dengan pembebasan tanah. Tetapi
menurut (1966) hal tersebut dapat menyelsaikan permasalahan dengan adanya
ketetapan fasilitas yang mampu mengakomodasi suatu perjalanan ke masa depan dan
diharapkan dapat memelihara dan memberi harapan dalam pengembangan kota besar
tersebut. Tujuan perencanaan transportasi yang utama adalah untuk menentukan
penempatan jalan untuk kendaraan cepat dan revitalisasi pemindahan sebagai
bagian dari suatu strategi transportasi yang menyeluruh dan dapat melayani kota
besar dan bagian pinggiran kota.
c. Perencanaan Sosial
Sejumlah
pelopor dari sosiologi Amerika ikut dilibatkan dalam tindakan untuk
menyelesaikan issu sosial di negara tersebut terutama dalam pergerakan
perubahan sebagai rencana pembangunan kota, rekreasi publik , dan kesehatan
masyarakat.Tetapi setelah pergerakan perubahan terjadi posisi sarjana sosialogi
digantikan oleh para profesional (Insinyur). Perencanaan sosial dari suatu
tinjauan ulang memiliki pengertian sebagai berikut menurut Mayer (1972) bahwa
salah satu dari tiga tema dasar memberikan pendapat yang paling konseptual.
Yang pertama mempunyai kaitan dengan ketentuan efisiensi tentang jasa
terorganisir ke individu untuk membantu mereka memberdayakan efisiensi dalam
lingkungan atau hambatan terhadap kemajuan dalam sistem ini. Yang kedua
bertalian dengan pengintegrasian dari semua program dan merancang mengembangkan
kehidupan kota besar dengan pertimbangan menyangkut peningkatan kesejahteraan
penduduk , dan yang ketiga adalah menggunakan tekanan dan pengendalian terhadap
distribusi sumberdaya.
d.
Perencanaan Ekonomi
Mitchell
(1966) menegaskan bahwa obyek dari perencanaan ekonomi adalah menggunakan
sumberdaya bangsa dengan sebaik mungkin. Istilah dari perencanaan ekonomi telah
digunakan pertama kali di Uni Soviet tahun 1928. Tidak lama setelah perang
dunia perencanaan ekonomi sudah dianut oleh negara – negara lain karena prinsip
dasarnya sangat luas dan mudah. Hal-hal yang perlu diutamakan dari semua
perencanaan ekonomi adalah suatu pernyataan dalam istilah yang kuantitatif dari
suatu pemerintahan yang tertarik tentang ukuran dan karakter dari sejumlah
bagian yang menyangkut output ekonomi dari suatu negeri dan sumberdaya yang
diharapkan dapat digunakan dalam produksi.
C.
Peran Strategik SDM
Peran
strategis SDM sebagai outcome proses Repositioning diharapkan
dapat memberikan kontribusi signifikan dalam perencanaan strategi bisnis. Hal
ini berarti pencapaian peran strategi SDM sudah selayaknya dimulai dari analisa
kompetensi SDM dan perilaku SDM.
Pencapaian
peran strategis SDM dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yang meliputi
Connecting role, enabling role, monitoring role, inovating role dan
adapting role, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini :
Elemen
|
Diskripsi
|
Connecting role
|
Menghubungkan SDM dengan peran bisnis
Tahu kebutuhan bisnis, dengan
tempat usahanya, di mana ia
harus pergi dan membantu
ke sana
Meningkatkan keterlibatan dalam isu arah strategi kunci
|
Enabling role
|
Melihat orang baik internal maupun
eksternal organisasi sebagai pelanggan dan mereka menempatkan pertama.
|
Monitoring role
|
Menggunakan teknologi komputer dan sistem
informasi sumber daya manusia.
|
Inovating role
|
Menggunakan kontribusi assestment
untuk mengukur efisien dan efektivitas SDM
|
Adapting role
|
Menggunakan model peran yang fleksibel untuk mencairkan birokrasi
|
Berbagai macam
peran baru SDM sebagai hasil proses repositioning seperti :
(1)
Business Person meliputi :
praktisi SDM, partisipasi dalam bidang keuangan dan operasional, rotasi posisi
antar fungsi SDM dan fungsi lain
(2)
Shaper of change seperti :
partisispasi tim atas perubahan,melakukan penelitian, dan partisipasi aktif
pembentukan misi dan tujuan perusahaan.
(3)
Consultant to organizer or partner to line seperti :
aktif dalam konsorsium, penyiapan proposal dan partisipasi dalam sistem
komputerisasi.
(4)
Strategy formulator and implementator seperti :
mengerti strategi bisnis,orientasi bisnis secara strategis, strategi semua
divisi organisasi dan aplikasi praktek manajemen SDM dari berbagai lini
strategis.
(5)
Talent manager seperti :
komunikasi dengan semua manajer lini secara terus menerus, konferensi
pengembangan jaringan kerja dan computer intillegent.
(6)
Asset manager and cost controller seperti :
kursus akutansi dan keuangan, baca artikel jurnal dan prosedur akuntansi.
Beberapa peran
baru tersebut dapat dikategorikan sebagai peran strategis SDM karena terkait
langsung secara aktif dengan kegiatan bisnis organisasi. Adapun kategorisasi
peran strategis SDM sebagai berikut :
·
Menjadi partner manajer dalam pelaksanaan
strategi. Artinya manajer SDM mampu untuk melakukan audit organisasional,
menemukan metode pengembangan yang tepat dan terakhir melakukan prioritas dalam
penentuan skala dan pelaksanaan tindakan.
·
Menjadi eksekutif administratif yang ahli.
Artinya manajer SDM tentunya bukan hanya terampil dalam pekerjaan administrasi
belaka tetapi juga terampil dalam pekerjaan manajerial yang membutuhkan
pengambilan keputusan yang tepat, cepat dan benar.
·
Menjadi eksekutif yang juara. Artinya mampu
menjadi panutan bagi karyawan lain dalam bekerja dan fasilitator serta
motivator jika karyawan lain mengalami kesulitan.
·
Menjadi agen perubahan. Artinya menjadi
inovator dalam arti memberikan nilai tambah bagi kemajuan organisasi dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang terjadi di sekitarnya.
D.
Menciptakan SDM yang Berorientasi Pada
Strategik
Telah ada
pengakuan yang semakin berkembang bahwa, dibawah kondisi-kondisi tertentu,
sumber daya manusia memberikan
kontribusi terhadap keunggulan kontitif organisasi. Figur 3-1 memperlihatkan
beberapa area dimana sumber daya manusia dapat menjadi bagian dari sebuah
kompetensi inti. Orang dapat menjadi sebuah kompetensi inti ketik mereka
mempunyi kemapuan kusus unutuk mengambil keputusan dan berinovasi dalam cara
yang tidak mudah ditiru oleh para pesaing. Untuk memiliki kemampuan tersebut
membutuhkan seleksi, pelatihan karyawan-karyawan yang bagus. Kelompok kariyawan
tanpa kemamuan kusus tersebut tidak akan dapat menjadi dasr yang kuat untuk
keunggulan kompetitif.
Nilai dan keyakinan yang dianut bersama oleh
sebuah angkatan kerja dinamakan budaya organisasional untuk orang yang ingin
menjadi menejer kompetensi inti harus mempertimbangkn budaya
organisasioanal lebih jauh, bdaya dari
organisasi, dalam pandangan orang-orang dalamnya mempengaruhi ketertarikan dan
bertahannya karyawan yang berkompeten. Banyak sekali contoh-contoh bisa
didapatkan dari karyawan kunci bidang teknis, profesional, dan atministratif
yang meninggalkan perusahaan karena budaya korporasi yang cenderungb tidak
menghargai orang dan menciptkan rintakan pada pengguna kapabilitas individual.
1.
Area-Area Dimana SDM Dapat Menjadi Kompetitif Inti

Semakin
prpduktif sebuah organisasi, akan semakin tinggi keunggulan kompetitifnya,
karena biaya untuk produksi barang memproduksi suatu barang dan jasanya rendah
produktifitas yang lebih baik tidak selalu berarti produksi lebih banyak,
mungkin lebih sedikit orang (atau lebih
sedikit uang atau waktu) yang digunakan untuk memproduksi jjumlah yang sama.
Dalam pengertian yang paling mendasar, produktifitas adalah ukuran atau
kuantitas dan kualitas hdari pekerjaan yang diselesaikan, dengan
mempertimbangkan biaya dari sumber daya yang digunakan. Produktifitas yang
tinggib akan membawa pada standar hidup yang lebih tinggi, seperti ditunjukkan
oleh kemampuan terbesar dari sebuah
negara untuk membayar lebih atas apa yang diinginkan warga negarnya.
A. Kesimpulan
Perencanaan Sumber Daya Manusia
dicirikan oleh suatu keterkaitan utama antara perencanaan Strategis dan
Manajemen Sumber Daya Manusia. Perencana SDM merupakan proses pengambilan
keputusan dalam menyewa dan menempatkan staff dalam perusahaan. Keduanya
melibatkan rancangan pekerjaan,rancangan pekerjaan, rekrutmen, screanning,
kompensasi, pelatihan, promosi, dan kebijakan pekerjaan. Dalam kesimpulan ini
diungkap faktor-faktor dalam perencanaan manajemen strategis di dalam
Perusahaan dan semua elemen-elemen yang mempengaruhi perencanaan SDM.
Perencanaan SDM Strategi merupakan suatu
proyeksi bagaiman suatu Perusahaan merencanakan untuk memeperoleh dan
memanfaatkan Sumber Daya Manusia dengan mempertimbangkan faktor-faktor Internal
dan Eksternal Global. Hal itu berpengaruh dan dipengaruhi oleh Perencanaan
Strategis Perusahaan dan merupakan basis untuk keseluruhan MSDM.
DAFTAR
PUSTAKA
Usman, Husaini,
Manejemen Teori Praktik & Riset Pendidikan, Jakarta: Sinar grafika
offset. 2008.
Safri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Strategi, Jakarta: Ghalia Indonesia. 2004.
Kuncoro,Mudrajad.
Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta : Erlangga.
2006.
Robert l. Mathis dan Jhon h. Jackson, Human resource management
(menejemen sdm), edisi ke 10. Jakarta: Salemba Empat. 2006.