1.
Pengertian Perilaku Konsumen
Definisi
perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi
individu yang terwujud di gerakan (sikap) tidak hanya badan atau ucapan.[1]
Sedangkan Konsumen adalah salah satu unit pengambil keputusan dalam ekonomi
yang bertujuan untuk memaksimumkan kepuasan dari berbagai barang/jasa yang
dikonsumsikan.[2]
Menurut
Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw Perilaku konsumen adalah
Merupakan study tentang bagaimana pembuat
keputusan (decision units) baik individu, kelompok ataupun organisasi
membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu
produk dan konsumsinya.[3]
Sedangkan Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan
barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.[4]
Menurut Abdul
Majid perilaku konsumen adalah:
|
2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan
Menurut
Ristiyanti dan John I.O.I Ihalauw ada dua factor yang mempengaruhi seseorang
membeli dan mengkonsumsi produk yaitu factor internal dan eksternal. Adapun
pengaruh internal diantaranya: kebutuhan dan motivasi, kepribadian,
psikografik, persepsi, pembelajaran, dan sikap. Sedangkan pengaruh eksternal
diantaranya: keluarga, kelas sosial, budaya dan subbudaya kelompok acuan dan
komunikasi pemasaran.[7]
Menurut Anwar
Prabu Mangunegara, ada dua kekuatan dari faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan psikologis. Kekuatan social
budayameliputi faktor budaya, tingkat social, kelompok anutan (small
reference group), dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari
pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri (self-concept).[8]
Kotler juga
membedakan beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi barang atau jasa. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor budaya,
sosial, personal dan psikologis. Faktor budaya meliputi kultur, sub-kultur, dan
kelas sosial. Faktor sosial terdiri atas sub-faktor kultur rujukan, keluarga,
peran dan status sosial. Faktor personal meliputi sub faktor usia, tahap daur
hidup, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.
Faktor psikologis meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap.[9]
a.
Kebutuhan dan Motivasi
Motivasi muncul karena adanya
kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena
konsumen merasakan ketidaknyamanan antara yang seharusnya dirasakan dan yang
sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang
untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut. Inilah yang disebut
sebagai motivasi.[10]
b.
Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan
sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat
menentukan perilakunya. Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor
internal dirinya (motif, IQ, emosi, cara berpikir, persepsi) dan faktor
eksternal dirinya (linkungan fisik, keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan
alam). Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan
keputusan dalam membeli.[11]
c.
Gaya Hidup
Gaya hidup secara luas
didefinisikan sebagai cara hidup yang di identifikasikan oleh bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka (aktifitas), apa yang mereka anggap penting dalam
kehidupannya (ketertarikan), dan apa yang mereka piker tentang kehidupan mereka
sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat).[12]
d.
Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai
proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan maksud
informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat
memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses
persepsi yaitu perhatian yang selektif, gangguan yang selektif, dan mengingat
kembali yang selektif.[13]
e.
Pembelajaran
Letfon mendefinisikan pembelajaran sebagai perubahan perilaku yang relative bersifat tetap, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman. Definisi ini membedakan antara pembalajaran dan reflek yang merupakan perilaku tidak sengaja yang terjadi sebagai respon terhadap suatu stimulus, tanpa pembelajaran.[14]
f.
Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan
yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang
baik ataupun kurang baik secara konsisten. Sedangkan kepercayaan adalah
keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai tertentu yang akan mempengaruhi
perilakunya.[15]
g.
Keluarga
Keluarga adalah lingkungan dimana
sebagian besar konsumen (nasabah) tinggal dan berinteraksi dengan anggota
keluarga yang lainnya. Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan pembelian produk dan jasa.[16]
h.
Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda.
Perbedaan kelas atau strata akan menggambarkan perbedaan-perbedaan pendidikan,
pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianu.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen seseorang atau
keluarga.
i.
Budaya dan Sub-Budaya
Faktor-faktor budaya memberikan
pengaruh paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture)
adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang. Setiap
kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil atau sekelompok orang
yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi
kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan
daerah geografis.[17]
j.
Kelompok Acuan
Kelompok acuan (small reference
group) didefinisikan sebagai suatu kelompok yang mempengaruhi sikap,
pendapat, norma, dan perilaku konsumen. Kelompok anutan ini merupakan kumpulan
keluarga, kelompok atau organisasi tertentu. Misalnya perhimpunan artis, atlit,
kelompok pemuda, kelompok masjid, dan organisasi kecil lainnya. Pengaruh
kelompok anutan terhadap perilaku konsumen antara lain dalam menentukan produk
dan merk yang mereka gunakan yang sesuai dengan aspirasi kelompok.[18]
[1]Anonim,
http://www.scribd.com/doc/21746354/Definisi-Perilaku-Menurut-Kamus-Besar-Bahasa-Indonesia-Adalah-Tanggapan-Atau-Reaksi
[2] Masyhuri, Ekonomi Mikro, (Malang: UIN
Press, 2007), hal. 24.
[3] Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Perilaku
Konsumen, (Yogyakarta: Andi, 2004), hal. 09.
[4] Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku
Konsumen: Edisi Revisi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2002), hal. 04.
[5] Abdul Majid, Pengertian Konsep Definisi
Pemasaran, http://majidbsz.wordpress.com
/2008/06/30/ pengertian-konsep-definisi-pemasan/
[6] Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hal. 223.
[7] Ristiyanti Prasetijo dan John I.O.I Ihalauw, Perilaku
Konsumen…, hal. 13-14.
[8] Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku
Konsumen…, hal. 39.
[9] Nirwana, Prinsip-Prinsip Pemasaran Jasa,
(Malang: Dioma, 2004), hal. 25.
[10] Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori
dan Penerapannya dalam Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 34.
[11] Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku
Konsumen…, hal. 46.
[12] Sutrisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 145.
[13] Nugroho J. Setiyadi, Perilaku Konsumen:
Konsep dan Implikasi…, hal. 15.
[14] Ristiyanti Prasetijo dan John I.O.I. Ihalauw,
Perilaku Konsumen…, hal, 87.
[15] Slamet Mulyana, Perilaku Konsumen, http://ws.mulyana.wordpress.com/2009/01/09/
perilaku-konsumen/
[16] Ujang, Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori
dan Penerapannya…, hal. 226.
[17] Abdul Majid, Pengertian Konsep Definisi
Pemasaran, http://majidbsz.wordpress.com
/2008/06/30/ pengertian-konsep-definisi-pemasan/
[18] Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku
Konsumen…, hal. 43-44.
[19] (Davis, 1989; Venkatesh dan Davis, 2000;
Pikkarainen, et al., 2004).
[20] Hong, et al., 2001; Fu,
et al., 2003; Pikkarainen, et al., 2004; Poon, 2008;
[21] (Gefen, Karahanna, et al., 2003; Gefen dan
Straub, 2003; dan Jia, Shen, undated)